Enam perusahaan Yahudi kuasai media dunia
Reporter : Faisal Assegaf
Rabu, 6 Maret 2013 07:25:00
Kategori
Khas
82
Penguasaan konglomerat Yahudi terhadap media dunia bukan isapan jempol. Ada enam perusahaan milik taipan Yahudi menguasai sekitar 96 persen media sejagat. Keenam perusahaan ini adalah AOL Time Warner, The Walt Disney Co., Bertelsmann AG, Viacom, News Corporation, dan pendatang baru Vivendi Universal.
Gerald Levin adalah pemilik AOL Time Warner dengan jumlah pekerja 39 ribu dan pendapatan saban tahun USD 31,8 miliar atau setara Rp 308,5 triliun. Hari perdana di 2001 menandai penggabungan perusahaan terbesar sepanjang sejarah setelah America Online (AOL) dan Time Warner menjadi perusahaan media terbesar sejagat. AOL memiliki 27 juta pelanggan. Mereka menghabiskan 84 persen waktu mereka menggunakan Internet hanya di AOL, seperti dilansir theunjustmedia.com.
Konglomerasi ini antara lain memiliki 12 perusahaan, termasuk Warner Bros, Hanna-Barbera Cartoons, dan bioskop multipleks di 12 negara. Mereka juga menguasai 29 televisi berbayar beroperasi mulai dari Polandia hingga Brasil, termasuk CNN dan Time Warner Cable dengan 13 juta pelanggan di seantero Amerika Serikat. AOL Time Warner juga menerbitkan 33 majalah, termasuk Time dan Forbes, dengan 120 juta pembaca.
The Walt Disney Company dimilik oleh Michael D. Eisner, juga seorang Yahudi. Konglomerasi memiliki 120 ribu karyawan ini menuai USD 23,4 miliar (Rp 227 triliun) per tahun.
Perusahaan ini di antaranya menaungi The Disney Channel beroperasi di delapan negara dan ESPN siaran mereka mencakup 165 negara di Asia, Eropa, dan Amerika Latin. Mereka mempunyai sejumlah tempat hiburan Disneyland di sejumlah negara.
Bertelsmann AG adalah konglomerasi dengan 64.800 pekerja dan menghasilkan USD 16,3 miliar (Rp 158 triliun) tiap tahun. Perusahaan induk ini milik Dr Thomas Middlethof.
Yang menarik, Bertelsmann cabang Jerman sejak 1921 merupakan penyumbang dana terbesar buat pasukan elite Nazi, SS (Schutzstaffel) berarti skuadron pelindung. Mereka juga menjadi pencetak seluruh dokumen selama rezim Adolf Hitler berkuasa.
Sumner Redstone lahir dengan nama Murray Rothstein mempunyai Viacom. Konglomerasi ini mempekerjakan 126.810 karyawan dengan penghasilan tahunan USD 12,6 miliar (Rp 122,2 triliun). Viacom melanggar sejumlah beleid soal kepemilikan media setelah membeli jaringan televisi CBS. Sepekan kemudian, Senator John McCain yang pro-Israel mengusulkan undang-undang itu diubah.
Kisah pembelian CBS ini sungguh menarik. Ted Turner pada 1985 pernah mengajukan tawaran untuk membeli jaringan televisi ini. Kepanikan langsung menyergap bos-bos media di senatero Amerika Serikat. Turner menjelma sebagai pengusaha iklan tajir dan berhasil saat mendirikan jaringan televisi berita berbayar CNN.
Meski menempatkan orang-orang Yahudi di posisi penting dalam CNN, menurut salah satu direkturnya, William Paley (juga Yahudi) dan orang-orang Yahudi di CBS, Turner terkenal suka meledak-ledak dan tidak bisa dikontrol. Sehingga ada kekhawatiran dia di masa depan bisa melawan kepentingan Yahudi. Menurut Daniel Schorr (juga Yahudi), bekas bosnya itu sejatinya pembenci Yahudi.
Untuk mencegah masuknya Turner ke CBS, akhirnya direksi jaringan televisi ini menundang konglomerat Yahudi Laurence Tisch mengambil alih. Sejak 1986-1995, Tisch menjadi bos CBS. Usaha lainnya adalah menjual seperlima saham CBS kepada Gerald Levin, pemilik AOL Time Warner.
News Corporation juga ikut menguasai media dunia. Konglomerasi kepunyaan Rupet Murdoch ini mempekerjakan 50.820 orang dan berhasil meraup USD 13,5 miliar (Rp 130,8 triliun) saban tahun.
Perusahaan ini memiliki televisi kabel FOX News dan jaringan FOX TV, terbesar di seantero Amerika Serikat dengan 22 stasiun. Mereka juga mempunyai surat kabar the New York Post di Amerika, the Times, the Sun, dan the News of the World di Inggris,
Vivendi Universal dimiliki oleh Jean Marie Messier. Karena perusahaan anyar, belum diketahui soal jumlah karyawan dan pendapatan per tahun. Konglomerasi ini untuk menyaingi AOL Time Warner.
Saat ini terdapat tiga jaringan televisi terbesar sejagat dan ketiganya dimiliki oleh konglomerat Yahudi, yakni ABC (Leonard Goldenson), CBS (William Paley kemudian Lawrence Tisch), dan NBC (David Sarnoff dan kini dipegang putranya, Robert).
Tiga surat kabar terbesar di dunia juga kepunyaan Yahudi, yakni the New York Times, the Wall Street Journal, dan the Washington Post. Ketiga koran ini menentukan mana layak berita atau tidak di tingkat nasional dan internasional.
The New York Times berdiri pada 1851 oleh Henry Raymond dan George Jones. Setelah mereka wafat, perusahaan ini dibeli oleh Adolph Ochs, pengusaha media Yahudi, pada 1896. Surat kabar ini kini kepunyaan sang cicit, Arthur Ochs Sulzberger Jr. Keluarga Sulzberger melalui the New York Times Co. juga memiliki 33 surat kabar, termasuk Boston Globe, 12 majalah, tujuh stasiun televisi dan radio, satu televisi kabel, dan tiga penerbitan buku.
Seperti the New York Times, the Washington Post awalnya bukan milik orang Yahudi. Dibuat pada 1877 oleh Stilson Hutchins. Kemudian dibeli oleh John McLean dan diwariskan kepada Edward McLean. Perusahaan ini bangkrut lantaran resesi ekonomi pada 1933. Pebisnis Yahudi di sektor keuangan Eugene Meyer lantas membeli perusahaan ini lewat lelang. The Washington Post kini di bawah kendali Katherine Meyer Graham, putri Eugene Meyer.
The Wall Street Journal yang laku 1,8 juta eksemplar saban hari merupakan koran terbesar di Amerika. Surat kabar ini milik Dow Jones & Company, Inc, perusahaan kepunyaan Peter Kann.
Konglomerat Yahudi juga menguasai tiga majalah tersohor dan paling bergengsi, yaitu Time, Newsweek, dan U.S. News and World Report.
Majalah mingguan Time dengan oplah 4,1 juta eksemplar diterbitkan oleh Time Warner Communication, anak perusahaan AOL Time Warner kepunyaan Gerald Levin. The Washingtpon Post Company kepunyaan Katherine Meyer Graham melansir Newsweek dengan oplah 3,2 juta eksemplar. U.S. News & World Report bersirkulasi 2,3 juta eksemplar kepunyaan Mortimer Zuckerman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar